Inspiratif! Pemuda Asal Juwana Pati Ini Raih Penghargaan Kick Andy Heroes 2016

foto : facebook

Berkat dedikasinya dalam bidang pertanian, pemuda asal Bajomulyo, Juwana, Pati, Jawa Tengah, ini  terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan Kick Andy Heroes 2016.

Pemuda yang satu ini memilih menjadi petani setelah meraih gelar sarjana. Lahan tidak produktif yang dulu dikelolanya kini menjadi penghasil rempah-rempah berkualitas internasional.

Dialah Adi Pramudya. Sejak ia usia 17 tahun, berbagai usaha digelutinya. Namun, baru pada 2011, ia mulai bisnis pertanian dengan menyewa lahan untuk menanam singkong.

Karena tahu harga singkong sulit naik, Adi memutuskan menanam lengkuas di lahan seluas 1 hektare. Pilihan itu ternyata tepat. Sejak 2014, Adi mengembangkan tanaman rempah-rempah lainnya, seperti kencur, jahe. dan kunyit. Lahan yang ditanaminya semakin luas.

Selain dipasarkan ke pasar dalam negeri, rempah-rempah Adi juga sudah menembus pasar ekspor. Kecintaannya pada dunia pertanian membuat ia mendapatkan penghargaan Kick Andy Young Hero 2016 yang diserahkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

"Penghargaan ini saya tujukan untuk seluruh petani di Indonesia. Alhamdulillah....Terima kasih untuk semuanya," demikian ucapnya di akun faceboook Adi Pramudya.

Adi Pramudya memulai usaha agrobisnisnya sudah sejak tahun 2012. Lewat CV Anugrah Adi Jaya, dia memiliki lahan seluas 5 hektare (ha). Setiap ha lahan bisa menghasilkan 35 ton hingga 40 ton rempah. Setiap kali panen, dia bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta.

Adi adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Jiwa bisnisnya mengalir dari kedua orang tuanya yang juga berprofesi sebagai pengusaha toko kelontong. Dari situlah orang tua Adi menghidupi keempat anak-anaknya.

Namun, cobaan sempat melanda keluarga Adi. Saat dirinya duduk di bangku SMP, toko kelontong yang merupakan sumber penghidupan keluarganya lenyap terbakar si jago merah. Setelah kejadian itu, dirinya sampai harus memberikan seluruh tabungannya kepada ibunya sebesar Rp 500 ribu untuk membayar tagihan listrik dan air.

Peristiwa itu merupakan saat-saat terberat buat Adi, karena harus melihat orang tuanya memulai kembali dari nol untuk membangun perekonomian keluarga.

Tragedi itulah yang kemudian juga membuat Adi termotivasi untuk membahagiakan orang tuanya. Dari situ, dia bertekad untuk bisa mandiri dan tidak mau terlalu lama merepotkan orang tua.

Berkat diskusi bersama kakaknya setelah lulus (SMA), Adi pun memutuskan untuk mencoba berbisnis.

Sembari menunggu jadwal mulai perkuliahan di Universitas Gunadarma, Depok, Adi mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan menjual pisang cokelat menggunakan gerobak di Jagakarsa, Jakarta.

Namun, usahanya tidak berjalan lama, hanya sekitar delapan bulan. Sebab, dia kesulitan untuk mencari sumber daya manusia (SDM).Karena, waktu itu dirinya juga masih kuliah, sehingga, ketika karyawan keluar, tidak ada yang mengurus usahanya tersebut.

Meski usaha perdananya kandas, pemuda asal Pati ini tetap mencari jalan untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri sembari kuliah. Bahkan, dirinya  sempat menjajakan madu hingga deterjen.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang bisnis di bidang pertanian ketika berkunjung ke daerah Jonggol, Bogor ke tempat seorang kerabat. Di sana dia melihat lahan yang masih luas dan menganggur.

Lalu terbersit di pikirannya bahwa ada potensi besar jika bisa menggarap lahan kosong tersebut. Selain itu, dia juga berpikir bahwa banyak anak muda yang lebih memilih untuk bekerja kantoran ataupun kalau berbisnis memilih sektor  fesyen.

Dari situ, Adi bertekad untuk menekuni usaha agribisnis. Pada 2011, pria lulusan Teknik Industri ini menyewa lahan dengan luas tidak sampai 1 hektare (ha) seharga Rp 2,5 juta. Uang tersebut dia dapat dari hasil meminjam uang sang kakak.    

Komoditas pertama yang dia tanam adalah singkong. Alasannya, karena pemasaran singkong relatif mudah dan banyak produk turunannya.

Ternyata, harga jual hasil panen singkong yang tidak stabil di pasar. Ini membuat laba bersih yang dia dapat terlampau kecil. Lantas Adi mencoba peruntungan dengan menanam tanaman lain yaitu lengkuas di 2012 pada lahan seluas 2 ha. Adi membagi separuh lahan  untuk bibit dan sebagian untuk sampai panen.

Lambat laun bisnis pembudidayaan tanaman rempah dapur seperti lengkuas, kunyit dan kencur yang dijalankan oleh Adi Pramudya menghasilkan keuntungan. Seiring berjalannya waktu Adi mampu memperluas lahan tanamnya menjadi 5 hektare (ha) di tahun 2013. Sekitar 4 ha tanah digunakan untuk menanam lengkuas dan sisanya untuk menanam kunyit.

Lantaran waktu panen yang cukup lama, yaitu delapan sampai sepuluh bulan, produksi tanamannya pun terbatas. Sehingga dia tidak bisa memenuhi permintaan dan pasokan ke  ke pasar induk secara rutin setiap hari.

Untuk memenuhi permintaan seputar Bogor, Adi kemudian membentuk kelompok tani supaya bisa terus memasok rempah-rempah. 


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Inspiratif! Pemuda Asal Juwana Pati Ini Raih Penghargaan Kick Andy Heroes 2016"