Terendam Air, Petani di Pati Terpaksa Harus Panen Dini

SEKITARPANTURA.COM,PATI - Petani di Desa Pasuruhan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, terpaksa harus melakukan panen padi dini. Hal itu, karena ratusan hektare sawah yang ada di wilayah tersebut terendam air akibat luapan sungai.

Sejatinya, padi yang ada tersebut untuk masa panennya masih berkisar dua pekan lagi. Namun, karena kondisi areal persawahan yang terendam, mereka harus melakukan panen, agar meruginya tidak terlalu besar.

"Meski masih agak hijau, terpaksa kami panen. Kalau tidak malah takutnya padinya membusuk karena terendam air," ujar Masrur, salah seorang petani Desa Pasuruhan.


Untuk proses panen sendiri, dilakukan pun tidak seperti biasanya, yakni dengan menggunakan perahu kecil. Apalagi, lahan sawahnya berada di tengah, sehingga pihaknya harus menggunakan perahu menuju sawah lalu memotong padi dengan sabit dan dikumpulkan di atas perahu.



“Ketinggian air mencapai 1 meter. Kalau tidak menggunakan perahu, ya tidak bisa. Padi kami potong lalu kami taruh di atas terpal yang terapung, kemudian kami bawa ke daratan dengan menggunakan perahu,” ungkapnya.

Dirinya mengatakan, tidak menutup kemungkinan kondisi air akan semakin tinggi apabila intensitas hujan juga tinggi. Apalagi, beberapa hari terakhir kondisi cuaca sudah tidak mendukung.“Semoga saja tidak ada banjir lagi. Karena masih ada lahan wasah warga lainnya yang belum di panen,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pasuruhan Warsito menyampaikan, jika kondisi seperti itu rutin terjadi setiap tahun. Untuk saat ini, setidaknya ada sekitar 250 hektare lahan persawahan yang terendam banjir.

Untuk itu, biasanya petani harus mengatur pola tanam. Yakni, diperkirakan padi sudah bisa dipanen ketika sebelum musim hujan tiba. Sehingga, petani mendapatkan hasil yang maksimal.

"Namun kondisinya saat ini berbeda. Karena padi yang ditanam itu beberapa kali dimakan tikus, sehingga mengalami gangguan. Petani harus memupuk lagi tumbuhan tersebut, dan hal itu terjadi sampai tiga kali. Sehingga, masa panen meleset dari perkiraan semula," katanya.

Dengan kondisi seperti itu, katanya, petani di desanya mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Karena jika normal, untuk per hektare nya diperkirakan bisa mendapatkan nilai berkisar Rp 25-30 juta, namun dengan kondisi saat ini per hektare diperkirakan hanya berkisar Rp 12 juta.

Kondisi lahan pertanian yang terendam air tersebut, menurutnya akibat adanya pendangkalan di beberapa titik. Untuk itu, perlu adanya penanganan di beberapa titik tersebut, khususnya yang berada di luar wilayah Desa Pasuruhan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Terendam Air, Petani di Pati Terpaksa Harus Panen Dini "

Post a Comment