Trutuk Semarangan Bawa Pesan Damai di Festival Pertunjukan Rakyat

SEKITARPANTURA.COM - Hujan tiba-tiba turun saat peserta nomor urut satu Festival Pertunjukan Rakyat (Pertunra) dalam rangkaian kegiatan Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018, tampil di Lapangan Ahmad Yani, Tangerang, Banten, Minggu (2/12) malam. Penonton yang berlarian meninggalkan depan panggung, sempat membuat Kelompok Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Trutuk Semarangan was-was.

Maklum saja, kehadiran mereka di lapangan tersebut tak sekadar menampilkan unjuk penampilan terbaiknya. Lebih dari itu, mengusung tema Damai Itu Indah, mereka seolah ingin menyampaikan pesan dan mengajak penonton yang hadir malam itu untuk tetap menjaga kondusivitas menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2019.

Beruntung, sesaat sebelum main, hujan pun berhenti. Penonton yang semula menjauh dari depan panggung, kembali merapat. Semangat dan harmonisasi pemain asuhan sutradara Budiono Lee itu terlihat jelas saat pertunjukan. Dialog yang sebagian besar disampaikan dengan Bahasa Indonesia, tak menghilangkan kekhasan Semarang maupun budayanya.


Foto/Istimewa


Sebagai penampil kedua, mereka menampilkan cerita konflik antara pengusung calon anggota legislatif dari Partai Pelangi dan Bintang Kejora yang terjadi di Kelurahan Tambaklorok, karena berita yang digulirkan Totok, warga setempat. Dalam pesan tersebut dikatakan jika calon mereka tersangkut narkoba, dan berupaya membagikan uang kepada warga untuk memenangkan pemilihan.

Ketidaktelitian membaca pesan pada Whatsapp membuat kedua kubu emosi. Mereka menuding lawan politiknya yang menggulirkan berita hoaks tersebut, dan akhirnya terjadi keributan.

Bentrok fisik baru mereda saat Lurah Tambaklorok turun langsung dan menenangkan mereka. Pemimpin wilayah itu menasihati warganya agar lebih berhati-hati terhadap setiap berita yang diterima, khususnya menjelang Pilpres dan Pileg.

“Saya sengaja menyebarkan berita ini untuk mengetahui respons masyarakat dalam menerima berita. Dan ternyata benar, berita yang dibaca tidak tuntas. Di baris paling bawah tertulis jika ini adalah simulasi. Jadi, jangan asal tuduh. Semua bisa dikomunikasikan dengan baik,” tegasnya di hadapan kedua kubu yang bertikai.

Lurah pun menghadirkan tokoh agama yang mengajak umatnya untuk terus menjaga persatuan, di tengah perbedaan yang ada. Tokoh dari lima agama itu mewakili perbedaan yang ada di masyarakat.


Foto/Istimewa


Ketua FK Metra Kota Semarang Marco Marnadi didampingi Sekretaris FK Metra Provinsi Jawa Tengah Daniel Hakiki optimistis bakal menjadi salah satu pemenang. Kendati begitu, dia mengakui penampilan peserta lain tak bisa dipandang sebelah mata.

“Ada beberapa daerah yang juga bagus. Tapi kami optimistis menang,” ujarnya seperti dilansir dari jatengprov.go.id.

Selain Jawa Tengah, malam itu ada pula penampilan dari FK Metra Jawa Timur, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Sulawesi Barat. Semementara, lima tim lainnya akan berlaga pada Senin (3/12) malam ini. Yakni dari Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Papua. Sedangkan FK Metra dari Aceh menjadi penampil pembuka.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Rosarita Niken Widiastuti menyampaikan, Pertunra tak sekadar menampilkan kebudayaan daerah, melainkan ada pesan tertentu yang disampaikan. Selain itu meningkatkan kekompakan di antara pemain dan seluruh pendukung.

“Dengan gelar budaya ini meningkatkan persatuan dan kesatuan, bahwa kita adalah satu, Indonesia, punya moto bersama Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda, tapi tetap satu, Indonesia,” pungkasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Trutuk Semarangan Bawa Pesan Damai di Festival Pertunjukan Rakyat "

Post a Comment