3 Alasan Kenapa Kamu Harus Bangga dengan Pati

SEKITARPANTURA.COM,PATI - Ada beragam fakta unik dan menarik yang hanya bisa ditemui di Kabupaten  Pati. Dan itu, menjadi ciri khas kota tersebut.Jika Kamu putra-putri asal Pati, Kamu tak perlu ragu untuk menjawab jika ada yang bertanya apa yang  membanggakan dengan Pati?

Dari sekian banyak fakta menarik yang ada di Kabupaten Pati, redaksi sekitarpantura.com akan menyajikan tiga hal yang menjadi khas Pati, dan pastinya tak dimiliki daerah lain. 

Harapannya, dengan mengetahui fakta menarik ini, Kamu bisa lebih memahami Pati, terutama bagi warga yang asli Pati.Sayang kalau mengaku warga Pati, tapi tidak tahu fakta-fakta unik daerahnya. 

Baiklah, berdasarkan informasi yang kami himpun dari berbagai sumber, berikut ini ada tiga fakta menarik tentang Pati, dan pastinya, Kamu akan semakin bangga dengan Pati, meskipun Kamu saat ini berada di luar Pati. Karena "Pati akan selalu ngangenin" : 






KULINER

Setiap daerah, pastinya memiliki kuliner khas yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Pun demikian dengan Kabupaten Pati. 

Jika ditelusuri secara jauh, pada dasarnya, Pati memiliki puluhan kuliner khas. Pastinya, kuliner ini akan membuat kalian rindu jika sedang berada di luar kota.

Kuliner ini pulalah, yang selalu jadi ikon dan jujugan para pelancong jika sedang ke Pati. Yuk, kita ulik sebagian kuliner khas yang ada di Pati.

1. Sego Tewel



Sego Tewel merupakan nasi dan sayur nangka. Biasanya, menu ini disajikan  di atas piring yang telah dilapisi daun jati. Sego Tewel banyak dijumpai di Desa Tambakromo dan dapat dinikmati dengan harga sangat terjangkau.

2.Nasi Gandul



Nasi Gandul merupakan makanan khas Pati yang berupa jerohan, lidah atau daging sapi sebagai bahan utamanya. Daging sapi diolah dengan rempah-rempah antara lain, di antaranya jinten, kencur, jahe, terasi bakar dan gula merah, yang menciptakan aroma yang khas dan rasa yang manis. Nasi gandul biasanya disajikan bersama lauk tambahan seperti tempe goreng, telur bacem atau perkedel serta disajikan di atas piring dengan alas daun pisang.

3.Soto Kemiri



Soto Kemiri ini, seperti masakan soto di daerah lainnya di Jawa Tengah. Soto Kemiri menggunakan suwiran ayam dan tauge atau kecambah. Namun, dengan aroma kemiri yang lebih menonjol dan kuah yang lebih encer, ini membedakan soto kemiri dengan soto lainnya, dan ini khas banget.

4.Mangut Ndas Manyung



Mangut Kepala Ikan Manyung adalah makanan khas Pati yang biasanya juga dikenal dengan sebutan Mangut Ndas Manyung. Hidangan bersantan ini memeliki rasa yang pedas dan nikmat dikonsumsi selagi hangat atau panas.

5.Petis Runting



Petis runting adalah kuliner khas Pati semacam gule, berbentuk cair namun agak kental, terbuat dari tepung beras agak kasar yang disangrai dengan bahan daging kambing atau balungan atau tulang kambing, sum-sum yang biasa dinikmati dalam kondisi panas. Biasanya, petis runting dimakan dengan sate dengan minuman pendampingnya adalah es teh, teh anget, es jeruk, atau jeruk anget.Sesuai namanya, kuliner ini mudah ditemui di daerah Runting, Kecamatan Wedarijaksa.


JULUKAN 

Kabupaten Pati memiliki beragam julukan khas yang melekat.Hingga kini, julukan tersebut masih menjadi ciri, meski peradaban terus berkembang. 

Berikut beberapa julukan Kabupaten Pati ;

1. Bumi Mina Tani

Mayoritas penduduk Kabupaten Pati bekerja dalam bidang pertanian, bahkan 70 persen Kabupaten Pati adalah sawah. Semboyan Buumi Mina Tani ini juga merupakan cita-cita atau idealis dari pemerintah awal Kabupaten Pati yang ingin memajukan dan mensejahterakan daerah lewat hasil bumi pertanian maupun perikanan.

2. Kota Manggis

Untuk diketahui, ternyata, Kabupaten Pati merupakan penghasil manggis terbesar alias terbanyak se Jawa Tengah. Selain membanjiri pasar Jawa Tengah juga dikirim ke Jakarta, Surabaya dan Bandung

3. Kota Pensiunan

Menurut fakta di lapangan, ternyata Pati, kotanya sebagian besar dihuni oleh para pensiunan yang lahir atau dibesarkan di kota ini dan juga ada warga pensiunan dari luar kota menghabiskan masa tuanya di Pati.

Karena Kabupaten Pati sangat tenang dan kotanya tidak berkembang, serta masih berupa pedesaan/perkampungan, menjadikan kabupaten Pati menjadi kota pensiunan juga menjadi kota liburannya para pensiunan. 

Sedangkan para pemudanya memilih mencari kerja di tempat lain atau merantau ke luar negeri sebagai TKI/TKW, karena minimnya industri di kota ini.

4. Kota Kacang

Pati merupakan tempat pabrik yang memproduksi pengolahan berbagai macam varian kacang, bahkan sudah masuk kategori terbesar di Indonesia, di antaranya yang terkenal adalah Kacang Garuda (PT. Garudafood Putra Putri Jaya) dan Kacang Dua Kelinci (PT. Dwi Kelinci).

5. Hogwarts van Java

Di Kabupaten Pati sejak zaman Majapahit hingga sekarang banyak masyarakatnya tak bisa dilepaskan dengan ilmu-ilmu mistis, baik itu ilmu putih maupun ilmu hitam. Banyak pula mereka yang menjadi supranatural. Biasanya ahli supranatural ini  disebut dengan Dukun. Mereka ada yang terang-terangan membuka praktik, adapula yang secara diam-diam. 

Selain Dukun Spiritual di Pati juga terdapat berbagai dukun di antaranya Dukun Melahirkan, Dukun Pijat, dan lain-lain. Dengan banyaknya ahli supranatural ada yang menyebut bahwa Pati adalah Hogwartsnya Pulau Jawa, Hogwarts sendiri merupakan kota yang terkenal akan kotanya para dukun. Tak ada bedanya dengan Kabupaten Pati yang merupakan kotanya para dukun.

Baca juga : Ini Sejarah Kabupaten Pati yang Perlu Kamu Tahu

BAHASA

Meski Pati  terletak di Provinsi Jawa Tengah, namun secara bahasa, logatnya lebih dekat dengan Jawa Timur. Meskipun sama-sama Pantura, logat Pati jauh dengan Tegal dan sekitarnya. 

Berikut adalah beberapa istilah dan bahasa khas Pati, yang belum tentu dijumpai di daerah lain. Sama halnya, keunikan bahasa daerah lain, yang tak dijumpai di Pati. Berikut ini hanya beberapa dari sekian logat dan bahasa khas yang ada di Pati :

A; kira-kira sejajar dengan dong atau kan. Kata seru ini digunakan untuk menegaskan maksud kita. Di daerah Solo-Yogya, kita mengenalnya dengan seruan no (contohnya. Iyo, no). Sedangkan di daerah Jepara atau Semarang, ada seruan tah. Atau dalam konteks tertetu, orang Jawa umumnya menggunakan kaa seru to.

Contoh penggunaan: Aku mau ngerti kowe njajan. He’e, a? (Aku tadi melihat kamu jajan. Iya kan?

He’e a” ini seruan khas Pati. Umunya orang Jawa menyebutkan “Iya to”.

Angas, wani; berani hanya jika tidak ada orangnya, atau berani di bibir saja.
Contoh penggunaan: Ditantang Si Parjo ra wani. Nanging nek ra ana wonge ngaku wani.
Dasar wani-wani angas. (Ditantang Si Parjo kok tidak berani. Tapi kalau tidak ada orangnya mengaku berani. Dasar wani-wani angas)

Bejijat; banyak polah kurang hati-hati.
Contoh penggunaan: Dadi wong ra sah bejijat. (Jadi orang tidak usah banyak polah)

Dianto’i; hmmm, kira-kira sama dengan jancuk Jawa Timuran.

Go; sejajar dengan dong. Biasanya digunakan dalam kalimat seru. Di Solo-Yogya ada istilah no.
Contoh penggunaan: Wong kok kesuwen. Gage, go! (Orang kok lambat. Lekas dong!); Mbok sabar, ngko sik, go! (Mbok sabar, nanti dulu dong!)

Nah, gage ini juga khas Pati. Biasanya orang menyebutnya lekas, cepet.

Gonggos; rakus. Kebanyakan orang Jawa menyebutnya gragas.

Jangkar; memanggil orang yang lebih tua, langsung pada namanya. Tindakan ini menimbulkan kesan kasar dan tak sopan. Hal ini supaya membiasakan orang yang lebih muda untuk menghormati orang yang lebih tua dengan memanggil Mas, Mbak, Ibu, Bapak, atau Mbah, dll. Orang Jawa lainnya menyebutnya jantur.

Contoh penggunaan: Simak dialog antara kakek dan cucu berikut ini.
Kakek : Le, tukokno rokok, Le. (Nak, belikan rokok, Nak)
Cucu : Iyo Jan, Paijan. (Iya Jan, Paijan)
Kakek : Eee… karo mbahe kok jangkar. (Eh, sama kakeknya kok jangkar)

Jantok; meminta tanpa malu-malu, dengan terang-terangan.
Contoh penggunaan: Simak dialog singkat dua anak kecil ini.
A: Eh, aku jaluk jajanmu, a! (He, aku minta jajanmu dong)
B: Bocah kok isane jantok. Tuku dhewe, a! (Anak kok bisanya jantok. Beli sendiri dong)

Kakekane; hmmm, sejenis umpatan juga. Daerah lainnya, terutama Jawa Timur maupun Pantura juga menggunakannya.

Klowor; diartikan konyol, tapi kurang tepat juga. Silakan simak aksi duet Ng Man Tat dan Stephen Chow. Itulah klowor. Kocak karena agak bodoh dan konyol.

Leh; sejajar dengan sih. Biasanya digunakan dalam kalimat tanya.
Contoh penggunaan: Piye, leh? (Bagaimana sih?)

Ogak; tidak. Kata ini juga bisa ditemui di daerah Jawa Timuran. Kebanyakan orang Jawa menyebutnya ora.

Pia-pia; sejenis gorengan. Orang Yogya menyebutnya bakwan. Ada yang bilang heci atau othe-othe. Namun, bagi orang Pati, bakwan adalah gorengan yang ada potongan biji jagungnya.

Pupoh; hajar.
Contoh penggunaan: Ngebut, pupoh. (Kalau ngebut di jalan ini, akan dihajar warga)

Solu; tindakan menjilat.
Contoh penggunaan: Oalah, wong kok isane nyolu. (Walah, jadi orang kok bisanya menjilat)

Ugung; belum. Kebanyakan orang Jawa menyebutnya durung.

Ada lagi pengucapan yang khas, setiap kata yang berakhiran –ih, akan diucapkan dengan akhiran –eh. Misalnya pilih diucapkan pileh. Putih-puteh. Getih-geteh. Sisih-siseh. Dan lain sebagainya.

Sedangkan kata yang berakhiran –uh akan diucapkan dengan akhiran –oh. Misalnya duduh, diucapkan dudoh. Misuh-misoh. Musuh-musoh. Rusuh-rusoh. Tempuh-tempoh.

Ada lagi yang khas Pati. Jika kita membuat kalimat perintah, seringkali menggunakan partikel –ke. Misalnya: tukokke (belikan), lebokke (masukkan), dan lain-lain.

Biasanya, orang Pati menggunakan partikel –no. Mungkin daerah lain juga menggunakan kebiasaan ini. Misalnya: tukokno, lebokno.

Untuk menyatakan kata ganti milik orang kedua, biasanya orang menggunakan kata –mu. Misalnya: mbahmu (kakekmu), matamu, pitmu (sepedamu). Namun, orang Pati terbiasa dengan –em (jika huruf akhirnya vokal, menjadi –nem). Misalnya: mbahem, matanem, pitem.

Demikian, sedikit di antara beragam kekhasan yang dimiliki Kabupaten Pati, yang pastinya tetap membuat kalian bangga dengan Pati, di manapun kini berada.(*)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Alasan Kenapa Kamu Harus Bangga dengan Pati "

Post a Comment