Banting Setir dari SPG, Umi Sukses Rintis Warung Petis yang Kini Hits di Pati

PATI – Aroma khas petis menggoda hidung sejak langkah pertama memasuki Warung Juragan Petis, yang kini menjadi salah satu kuliner viral di Pati. Di balik dapur yang sibuk dan meja-meja penuh pelanggan, berdiri sosok inspiratif: Umi Salamah (31), mantan SPG yang nekat meninggalkan dunia promosi demi mengejar impian membuka usaha sendiri.

Perjalanan Umi tak dimulai dari kemewahan. Tahun 2012, ia bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) di sebuah perusahaan lokal. Gaji pas-pasan, jam kerja panjang, dan tekanan kerja tak membuatnya surut, namun hatinya selalu tertambat pada satu hal: petis khas Pati, makanan favoritnya sejak kecil.

"Itu menjadi SPG tahun 2012. Terus resign menggeluti usaha Juragan Petis sejak tahun 2015," kata Umi.


Tanpa modal besar, ia memulai usahanya dari depan teras rumah di Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa. Hanya dengan meja kecil, petis racikan tangan sendiri, dan semangat yang besar, ia memulai segalanya.

"Awal cerita saya sebagai SPG. Dulu itu iseng-iseng jualan di emperan. E, alhamdulillah jualan pertama sudah ramai. Jadi nagih bisa berkembang sampai sekarang," jelasnya.

Respons luar biasa dari pembeli membuatnya semakin yakin. Ia pun mencoba promosi sederhana dengan banner di depan rumah. Hasilnya? Melebihi ekspektasi.

"Seminggu sebelum jualan kita pasang banner. Dan alhamdulillah, siang hari sudah habis semua. Itu hari pertama," kenangnya sambil tersenyum.

Kini, Warung Juragan Petis menjelma menjadi destinasi kuliner favorit. Buka setiap hari pukul 09.00–15.00 WIB, kecuali Senin, warung ini menawarkan beragam menu khas berbumbu petis: mulai dari ceker, kikil, bakso, hingga menu andalan iga bakar petis. Harganya ramah kantong, mulai Rp 5 ribu hingga Rp 18 ribu per porsi.

Namun, jalan menuju sukses tak selalu mulus. Umi mengaku, momen Iduladha menjadi salah satu tantangan tersendiri.

"Kalau lagi Lebaran Iduladha, itu kan musim daging. Daging itu kan banyak. Pasti itu penjualan menurun sendiri," katanya.

Kondisi ekonomi dan fluktuasi harga bahan baku juga menjadi tantangan lainnya.

"Kemarin harga iga itu pertama jualan Rp 8 ribu. Kemarin terus naik menjadi Rp 18 ribu. Sebelumnya di bawah Rp 15 ribu. Makanya banyak ke sini, petis iga bakar kok murah. Alhamdulillah tidak mengecewakan," ujarnya.

Namun, kerja keras Umi tak sia-sia. Saat ini, Warung Juragan Petis mampu menjual lebih dari 300 porsi per hari, terutama saat akhir pekan. Pembelinya pun datang dari berbagai daerah, mulai dari Pati, Juwana, Blora, Kudus, hingga Semarang.

"Kalau sehari rata-rata bisa 300 porsi lebih, paling ramai akhir pekan saat libur. Paling laris itu iga bakar," katanya bangga.

Salah satu pelanggan setia, Yustanto, mengaku jatuh hati setelah mencicipi langsung.

"Rasanya enak, tidak mengecewakan lah. Harganya murah juga," ujar warga Pati itu, yang mengaku tahu warung ini dari media sosial.

Transformasi Umi dari SPG menjadi pengusaha kuliner sukses bukan hanya tentang jualan makanan. Ini tentang keberanian memulai dari nol, tentang merangkul passion, dan menjadikannya jalan hidup.

Kini, dari dapur kecilnya di Pati, Umi membuktikan bahwa perempuan bisa sukses dengan kerja keras, keyakinan, dan racikan petis khas yang menggoyang lidah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Banting Setir dari SPG, Umi Sukses Rintis Warung Petis yang Kini Hits di Pati"

Posting Komentar